Wayang Kulit dari Indonesia

Wayang kulit adalah bentuk tradisional yang cukup terkenal di Indonesia, terutama di Jawa dan Bali. Dalam bahasa Jawa, “Wayang” berarti “bayangan” dan “kulit” berarti kulit (skin). Jika dalam bahasa Indonesia, Wayang berarti boneka. Pada umumnya, ada tiga bentuk wayang kulit Indonesia: wayang kulit (wayang), wayang klitik (wayang kayu datar 2 dimensi), dan wayang golek (wayang berbentuk batang 3 dimensi).

wayang kulit

Diperkirakan, bentuk seni wayang kulit berusia lebih dari 800 tahun. Fakta bahwa cerita ini diceritakan menggunakan bayangan sangat penting karena bayangan yang bergerak dapat dilihat tetapi tidak pernah dapat disentuh. Satu keyakinan yang ada adalah bahwa jiwa nenek moyang dibawa untuk hidup sebagai bayangan yang memberikan nasihat dan dukungan. Jadi, pertunjukan wayang kulit memiliki makna spiritual dan magis bagi orang-orang Jawa dan Bali. Semua orang yang hadir di pertunjukan wayang diyakini dilindungi dari pengaruh jahat selama wayang dimainkan.

Layar putih mewakili alam semesta di mana orang menjalani hidup mereka. Sisi terang dari layar mewakili dunia material di mana kita hidup. Sisi gelap mewakili kehidupan setelahnya (misterius). Blencong atau lampu minyak sering dalam bentuk burung Garuda, dan mewakili sinar matahari yang memberikan kehidupan bagi setiap makhluk hidup.

Wayang biasanya terbuat dari kulit sapi atau kulit kerbau yang diratakan dengan batang tanduk kerbau. Bagian yang bergerak hanya satu atau kedua lengan (terdapat engsel di bahu dan siku wayang). Para pemainnya adalah karakter tradisional rumit dengan motif dan berwarna. Kira-kira ada 500 tokoh wayang kulit dan sedikitnya 100 wayang dalam satu set ketika tampil. Pembuatan wayang sangat rumit dan melibatkan beberapa pengrajin yang berbeda.

Wayang Bali cenderung lebih realistis dibandingkan Wayang Jawa. Hal ini mungkin mencerminkan perbedaan agama antara Hindu Bali dan Jawa Muslim, karena Islam melarang penggambaran bentuk manusia.

Mungkin saja ada beberapa wayang untuk satu karakter. Tergantung pada karakter apa yang dilakukan, wayang akan ditampilkan dengan pakaian yang berbeda dan dengan warna berbeda untuk menunjukkan suasana hati. Emas merupakan harmoni, cinta keindahan dan hal-hal baik dalam hidup; martabat dan ketenangan. Hitam mewakili lebih reflektif, melihat ke dalam karakteristik, ketenangan dan kontrol; tapi kadang-kadang marah dan kekuatan. Merah mewakili kekuatan fisik, tapi gelora atau amarah. Putih mewakili karakter yang fleksibel yang berpengetahuan dan penuh kehidupan, pemuda, murni serta tidak bersalah.

Seorang apoteker dan ibu yang hobi memasak, menulis serta berbagi informasi di media online. Saat ini ikut menjadi kontributor di Hoopiz.com
Lihat semua tulisan 📑.