Sering kali kita memanfaatkan sebuah produk tanpa tahu asal muasalnya. Bahan baku maupun proses produksinya tidak dimengerti. Hal itu biasa terjadi, salah satunya terkait produk pulp. Padahal, Indonesia memiliki APRIL Group yang merupakan salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di dunia.
Terkait hal tersebut, fungsi dan kegunaan kertas sudah banyak yang tahu. Namun, lain halnya dengan pulp. Tidak banyak yang mengetahui kegunaannya. Padahal, bisa jadi produk yang dimanfaatkan dalam keseharian berasal dari pulp tapi Anda tidak menyadarinya.
Kegunaan pulp paling sederhana adalah menjadi basis untuk pembuatan beraneka ragam kertas. Anda bisa memanfaatkan pulp untuk membuat kertas tulis maupun kertas tisu. Hampir semua jenis kertas berasal dari pulp.
Akan tetapi, manfaat pulp bukan hanya untuk bahan dasar pembuatan kertas. Masih banyak lagi produk yang bisa dihasilkan dari pulp. Contoh yang mudah pulp sering digunakan untuk membuat kain rayon.
Lantas apa kegunaan kain rayon? Ini adalah sebuah hal vital dalam industri garmen. Kain rayon dapat dimanfaatkan sebagai bahan berbagai jenis pakaian. Bentuknya yang berkilau dan tidak mudah kusut menjadikan kain rayon pas untuk membuat daster, jaket, jas, hingga pakaian dalam. Patut diketahui juga, Industri batik di negeri kita bergantung terhadap kain rayon sebagai bahan baku.
Selain pakaian, kain rayon juga kerap dimanfaatkan untuk bahan baku beragam aksesori seperti topi, kain alas, syal, dasi, hingga kain pelapis sepatu. Beragam perlengkapan rumah tangan seperti kain sprei, selimut, hingga tirai dapat pula dihasilkan dari kain rayon. Bukan hanya itu, benang ban, popok, hingga pembalut wanita bisa dibuat dari kain rayon.
Selain kain rayon, pulp bisa pula dimanfaatkan menjadi selulosa spesial. Dari sini banyak sekali produk yang bisa dihasilkan. Anda pasti tahu layar Liquid Crystal Display (LCD)? Namun, tidak banyak yang sadar bahwa salah satu bahan baku untuk memproduksinya berasal dari pulp.
Untuk membuat LCD, pulp dimanfaatkan menjadi coating celulose. Nanti pulp diletakkan di antara lapisan kaca untuk meningkatkan jumlah cahaya dan menjadi semacam film pelindung layar.
Produk yang dihasilkan oleh pulp masih banyak lagi. Direktur Royal Golden Eagle, Anderson Tanoto, menandaskan bahwa jika mampu membuat varian produk lain, daya saing industri pulp di Indonesia bakal bertambah besar.
“Selulosa bisa pula dimanfaatkan untuk membuat pasta gigi. Tapi, saat ini, proses tersebut baru bisa dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat. Jika mampu melakukannya di Indonesia, mungkin itu akan menjadi masa depan industri ini,” ujarnya seperti dikutip dari Jakarta Globe.
APRIL Group yang memproduksi pulp selalu berupaya mengembangkan produk-produk yang dihasilkannya. Selama ini produknya kerap dimanfaatkan sebagai kertas tisu, kantong teh instan, serta majalah, namun APRIL juga sudah mulai memproduksi Bleached Acacia Kraft Pulp (BAKP).
Apa kegunaan BAKP? Ini dapat digunakan sebagai bahan baku sejumlah produk karena memiliki formasi dan opaitas yang sangat baik. BAKP sangat cocok untuk bermacam jenis kertas terkait sifat seratnya yang memiliki kualitas premium.
PROSES PRODUKSI PULP

Ternyata banyak produk yang dapat dihasilkan dari pulp. Tentu saja ada baiknya untuk mengetahui bagaimana APRIL Indonesia memproduksinya. Sangat menarik untuk melihat cara APRIL mengubah bahan baku dengan teknologi tinggi dan proses ramah lingkungan untuk membuat pulp.
Semua diawali dari penyediaan bahan baku terlebih dulu. Patut diketahui, pulp dihasilkan dari kayu. APRIL Asia mendapatkannya dari hutan tanaman industri seluas 481.466 hektare yang dikelolanya dengan konsep terbarukan. Di sana, APRIL Indonesia menanam tiga jenis pohon sebagai suplai bahan baku pembuatan pulp dan kertas, yakni Acacia mangium, Eucalyptus, dan Acacia crassicarpa.
Dari ketiga jenis pohon itu, akasia yang paling banyak ditanam. Tentu ada alasan khusus yang mendasarinya. Akasia terbukti sangat cocok untuk tumbuh di kawasan tropis seperti Indonesia. Pertumbuhannya begitu cepat ketika ditanam di daerah yang hangat dengan matahari bersinar sepanjang tahun. Akibatnya tidak perlu waktu lama untuk memanennya.
Rata-rata APRIL membutuhkan waktu enam tahun untuk menumbuhkan akasia. Saat itu, akasia sudah siap dipanen untuk diolah menjadi pulp.
Namun, untuk menghasilkan panen yang maksimal, APRIL Indonesia memaksimalkan peran dan fungsi departmen Research & Development. Banyak hal yang mereka lakukan. Tim R&D APRIL melakukan rekayasa genetika untuk memuliakan produksi bibit unggul, mengembangkan cara penanganan hama yang efisien, serta mencari cara perawatan terbaik.
Setelah ditanam sekitar enam tahun, pohon-pohon akasia yang menjadi bahan baku pulp akhirnya dipanen. Pohon ditebang dan dipotong menjadi batangan-batangan.
Semuanya kemudian diangkat ke dalam pabrik terintegrasi milik APRIL Group untuk diproses lebih lanjut. Hal pertama yang dilakukan ialah pembersihan. Batangan-batangan kayu dimasukkan ke dalam sebuah mesin dan disemprot dengan air. Di sana proses pengulitan juga dilakukan. Hasilnya adalah sebuah batangan kayu yang sudah bersih dari kotoran.
Dari proses ini, APRIL Asia mampu menghasilkan energi. Bagaimana bisa? Limbah yang tersisa diproses sedemikian rupa untuk menjadi listrik. Mereka memanfaatkan teknologi biomassa dalam hal tersebut. Akibatnya, APRIL sanggup memenuhi kebutuhan energinya dengan energi terbarukan secara mandiri.
Sesudah bersih, batang-batang kayu kemudian dimasukkan ke dalam mesin pemotong. Di sini kayu dipotong-potong menjadi serpihan-serpihan kecil. Tim produksi APRIL terus memantau proses pemotongan ini. Mereka meneliti hasil potongan terlebih dulu untuk memastikan kualitasnya baik.
Potongan kayu yang memenuhi standar akhirnya masuk ke proses berikutnya. Mereka dimasukkan ke dalam tangki-tangki digester yang berukuran besar. Di sana sebuah proses dengan memanfaatkan zat kimia khusus dilakukan untuk melepaskan lignin dari kayu. Proses tersebut dinamakan chemical pulping.
Hasil dari fase ini adalah kayu dengan kandungan selulosa tinggi yang dibutuhkan untuk pembuatan pulp dan kertas. Namun, proses belum selesai. Produksi pulp kemudian dilanjutkan dengan proses yang dinamakan deknotting. Dalam fase ini, kayu sudah berubah menjadi cairan kental yang kerap dinamai sebagai bubur kertas. Inilah yang akhirnya diproses menjadi pulp.
Bubur kertas kemudian dikeringkan. Hasilnya adalah lembaran-lembaran pulp. Sama seperti di fase-fase lain, tim APRIL selalu memeriksa kualitas hasil produksi. Mereka memastikan semuanya sesuai standar sebelum dikemas dan didistribusikan ke berbagai wilayah.
Dari pulp inilah beragam produk dihasilkan. Ada yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kemasan produk atau makanan. Ada pula yang menjadikannya sebagai tisu toilet hingga cottonbud.
Namun, APRIL kerap juga melanjutkan pulp ke proses berikutnya untuk membuat kertas. Dari sini, mereka sanggup memproduksi 1,15 juta ton kertas per tahun.
Dari proses dan produk yang dihasilkannya terlihat nyata peran APRIL Group dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Mereka mampu membuat produk-produk yang bermanfaat. “Kami memproduksi produk-produk yang memiliki nilai tambah tinggi. Kami mengubah kayu menjadi pulp dan kertas, tapi kami mampu melakukan hal yang lebih lagi,” ujar Anderson Tanoto.