Kisah Preman Pensiun – Sinetron Preman Pensiun memang sedang naik daun karena jalan ceritanya yang menarik.
Nah tidak hanya menjadi sinetron fiksi semata, ternyata baru-baru ini terdapat kisah yang mirip dengan sinetron yang tengah naik daun tersebut.
Kisah Preman Pensiun, ternyata ada di dunia nyata. Kisah inspiratif ini terdapat di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Ari Gundul sebagai mantan preman asal Kediri yang tak pernah kenal lelah dalam berjuang untuk kehidupan yang lebih baik.
Pemilik nama asli Gadang Ari Triana adalah seorang mantan preman Gedangsewu yang cukup meresahkan masyarakat.
Pasalnya Ari dikenal sebagai seseorang yang sering meminum minuman keras dan menggunakan narkoba.
Kisah Preman Pensiun pun dimulai ketika dirinya menjadi kuli panggul di Pasar Pare.
Tak lama menjadi kuli panggul, pandemi Covid-19 datang ke Indonesia.
Ari Gundul merupakan salah satu orang yang berdampak dari adanya pandemi.
Banyak toko-toko di pasar yang tutup karena sepi dan kebijakan lockdown. Hal itu lah yang membuat Ari Gundul menjadi kehilangan pekerjaannya.
Namun, dengan semangat bekerja yang tinggi Ari Gundul tidak pantang menyerah.
Kehilangan pekerjaan menjadi kuli panggul, membuat dirinya nekat untuk membuka bisnis makanan kecil-kecilan. Dengan segala keterbatasan yang ada dia mendirikan Paguyuban Angkringan Satu Arah yang berada di jalan Wr Supratman Pare.
Paguyuban angkringan adalah 3 warung makan yang berada dibawah kendali Ari Gundul.
Tiga warung makan ini memiliki nama angkringan yang berbeda-beda. Terdapat Angkringan Meo, My Moonah, dan Tanpa Batas.
Ari Gundul mengungkapkan bahwa di setiap warungnya terdapat 4-5 orang pegawai. Pegawainya pun berasal dari keluarga atau anak yatim piatu yang berada di sekitar rumahnya.
Angkringan yang di buka setiap hari mulai pukul 19.00 hingga 02.00 dini hari, memiliki omset mencapai Rp 15-20 juta setiap bulannya. Belum termasuk belanja dan gaji para pegawai.
Ari Gundul berpesan kepada masyarakat bahwa siapa saja dapat berubah menjadi lebih baik.
Bahkan seorang preman sekalipun yang dikenal meresahkan masyarakat juga menginginkan kehidupan yang lebih baik. Masa lalu yang kelam adalah sebagai pelajaran hidup yang tidak perlu diulangi lagi.
